Fakta Unik alat Deteksi Covid-19 Temuan Peneliti UGM.
Universitas Gadjah Mada (UGM) secara resmi melakukan serah terima teknologi alat deteksi Covid-19 melalui embusan nafas yang diberi nama GeNose kepada Kemenristek/BRIN, padaKpada (24/9), bersumber dari situs resmi milik UGM Ugm.ac.id
GeNose Mampu Mendeteksi Covid-19 dalam Waktu Cepat dan Memiliki Akurasi yang tinggi
Menjadi nilai lebih jika Bangsa Indonesia Mampu bangkit melawan Covid-19 melalyi
Alat deteksi Covid-19 hasil pengembangan para peneliti UGM ini memiliki kemampuan mendeteksi virus corona baru dalam tubuh manusia dalam waktu cepat. Tidak kurang dari 2 menit hasil tes sudah dapat diketahui apakah positif atau negatif Covid-19.
“Kalau sebelumnya butuh waktu sekitar 3 menit, kemarin saat uji di BIN sudah bisa turun menjadi 80 detik sehingga lebih cepat lagi,”
Seperti yang diungkapkan oleh anggota tim peneliti GeNose, Kuwat Triyono, di acara Public Expose GeNose: Teknologi Pengendus Covid-19 di Gedung BJ Habibie lantai 24, Jakarta.
Selain cepat melakukan deteksi dan memiliki akurasi tinggi, penggunaan alat ini jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan tes usap PCR. Satu unit GeNose yang diperkirakan seharga Rp40 juta dapat digunakan untuk 100 ribu pemeriksaan.
Produksi GeNose 50 ribu unit Perbulan
“Untuk saat ini kemampuan produksi optimum sekitar 50 ribu unit per bulannya,” ungkapnya. Peneliti GeNose lainnya, Dian Kesumapramudya Nurputra, memaparkan GeNose bekerja mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC) yang terbentuk karena adanya infeksi Covid-19 yang keluar bersama nafas melalui embusan nafas ke dalam kantong khusus. Selanjutnya diidentifikasi melalui sensor-sensor yang kemudian datanya akan diolah dengan bantuan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence).
GeNose kini tengah bersiap menjalani uji diagnosis di sembilan rumah sakit. Jika uji diagnosis berhasil, GeNose akan diproduksi massal di bulan November mendatang.
Percobaan GeNose di Kantor Gubernur DIY
Perkenalan alat tersebut dilakukan langsung oleh Rektor UGM, Panut Mulyono dan sejumlah tim peneliti UGM di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan Kantor Gubernur, DIY.
Dalam pengenalan Ge Nose tersebut, Sri Sultan sempat melakukan percobaan. Percobaan dilakukan dengan menghembuskan nafas ke dalam sebuah wadah plastik, kemudian menyediakan alat Ge Nose.
Setelah beberapa saat dilakukan scanning, Ge Nose yang terhubung dengan data laptop data hasil pemeriksaan.
Pertemuan pihak UGM dengan Sri Sultan tidak lain adalah untuk menjelaskan perkembangan alat GeNose, serta mendukung dukungan untuk pengembangan inovasi alat deteksi Covid 19 ini.
GeNose Siap Menjalani Uji Diagnosis di 9 Rumah Sakit
Sementara itu peneliti UGM Dian Kesumepramudya Nur Putra mengungkapkan, Ge Nose kini tengah bersiap menjalani uji diagnosis di sembilan rumah sakit.
Jika lolos dalam ujian tersebut, pada awal atau akhir pertengahan November 2020 dapat produksi massal.
“Kita Sekarang dalam uji diasnotik, 9 rumah sakit itu bimbingan teknisnya sudah berjalan.” kata Peneliti UGM, dr Dian Kesumepramudya Nur Putra, Senin (12/10/2020).
Syarat Mencapi standar Diagnosis GeNose
Untuk dapat mencapai standar diagnosis, Ge Nose harus memenuhi syarat sensitivitas, spesifitas dan nilai prediksi positif yang nilainya harus diatas standar
Uji profiling (kalibrasi) “GeNose” sudah dilakukan dengan menggunakan 600 sampel data yang valid di Rumah Sakit Bhayangkara dan Rumah Sakit Lapangan Khusus Covid Bambanglipuro di Yogyakarta hasilnya menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi, yaitu 97 persen.
Selanjutnya, “GeNose” memasuki tahap uji diagnostik (uji klinis) yang akan dilakukan secara bertahap dan tersebar di sejumlah rumah sakit di Indonesia.
Layanan alat, data keakurasi, dan metoda kesahihan yang diterapkan diharapkan dapat meningkatkan keyakinan pengguna akhir untuk segera menyebarkan aplikasi “GeNose” bagi kepentingan masyarakat luas.
Sumber Referens Artikel : Teras.id/Antara/ugm.ac.id

